Cobaan berat!


Tak pernah lepas pandanganku dari matanya yang berbinar setiap kali dia memandangku, sembari memperhatikan lekuk bibirnya sambil bercerita. Terkadang ia bercerita tentang fans-fansnya, terkadang tentang orang tuanya, terkadang tentang hal-hal aneh yang suka ia lakukan. Beberapa kali aku terpana mendengarnya. Entah apa yang membuatku terpana. Tidak ada yang cukup penting sebetulnya yang kami bicarakan, tapi aku selalu terkesima setiap kali mendengar suaranya yang bersemangat. Tertawa setiap kali ada hal lucu maupun tidak lucu yang kami bicarakan. Aku juga tidak mengerti mengapa aku tertawa? Mungkinkah karena ceritanya begitu lucu, ataukah aku begitu senang bersamanya, atau memang aku terlalu sinting bila dibandingkan dengan abege yang jatuh cinta?

Dengan mendengar suaranya saja, aku sudah bisa melepaskan segala kepenatan ku akan persoalan kantor bahkan persoalan-persoalan rumit lainnya .. Hmm bagaimana jika ku kecup bibirnya yang indah itu? Apa yang akan terjadi? Pikiranku melantur sembari memujinya… lagi… Lagi-lagi ia tersipu malu mendengarku memujinya. Tentunya bukan pujian gombal, segala kata yang kuucapkan adalah sesuai kenyataan.

Tidak wajar bila seseorang seperti ia tidak kupuji setiap waktu. Singkat cerita, aku betulan terpesona oleh auranya.

Dia satu-satunya yang menganggapku : Keren. Ahh, ya, aku sendiri juga tidak bisa menahan senyumku apabila ia memujiku. Entah kenapa semua begitu mudah dengannya, begitu bodohnya aku tertawa.

“kamu masih fokus gak?” tanyanya ke dalam mataku, saat aku senyum sendiri.

“iya, masih kok, aku fokus..”

“ceritaku atau bibirku?” tanyanya menunjuk bibirnya, menggodaku. Aku tertawa, “keduanya. Ini tuh siksaan..” ujarku.

Dia tertawa dan tersipu malu, “kamu yang ngajak aku ke sini. Jadi coba deh fokus dulu sama hal yang pertama.” dia lalu mendekat, memeluk tanganku. Aku tidak bisa lagi melihat mukanya yang indah. Sedikit kecewa, tapi itu tidak masalah, karena dia menempel padaku, membuat detak jantungku tiba-tiba melonjak tak karuan.

“oke sayang, aku bersahabat sama kamu.” Lalu aku memerhatikan jalanan di depan kami, “..kali ini.” Aku menambahkan dengan suara pelan, tidak yakin dia mendengarku, tapi dia tertawa, artinya dia mendengar kata tambahan itu.

“Sayang, coba kamu gaya ya, di sana.. aku mau foto kamu. Full body.” Aku menunjuk ke sudut taman di dekat danau yang kami kunjungi. “awas kalau jelek! Kamu aku hukum!” dia berkata sambil berjalan dan begitu saja menurutiku. Tidak kusangka dia sudah siap sendiri, dan dengan cepat aku mengambil gambaran dirinya berkali-kali hingga kupikir sudah ada sekitaran lima puluh foto dirinya dengan berbagai angle dan pose. Dia lalu berjalan ke arahku, padahal aku masih pegang handphone ku.

“sini aku mau lihat, kamu daritadi motonya ngasal banget deh. Kayaknya asal jepret!” Dia merebut handphone ku begitu saja. “Ihh tuh kan, jelek! Aku marah!” kata dia lalu dengan muka cemberut ia mengembalikan handphoneku.

“Masa iya? Kenapa marah?” tanyaku melihat-lihat hasil karya ku. Sepertinya bagus saja kok, obyeknya juga bagus lho. Aku tidak mengerti di mana yang jelek. Tidak ada juga foto yang buram. “Harusnya kamu tanyanya gini : gimana biar aku gak marah?” masih dengan cemberut dia menjawabku.

Aku menyahut, “Gimana biar kamu gak marah?” dengan muka yang bodoh. Dia lalu tersenyum menggoda, sedikit nakal kurasa. Aku semakin penasaran. “Foto sama aku, biar bagus! Ini jelek karena gak ada kamunya.” Hatiku berdesir mendengar ucapannya. Kemudian kami tertawa lagi. Sebetulnya di sini sangat ramai, bahkan orang lalu lalang, karena ini tempat wisata. Tapi anehnya, saat bersama dengannya, aku merasa segala latar belakang hanyalah ilusi yang ngeblur dan di sini, hanya ada dia dan aku. Aku tidak peduli bahwa ada banyak orang lain. Orang-orang itu tampak berseliweran di belakang kami saat berfoto berdua. Aku terlalu cuek hingga tidak menyadari itu semua.

Tiba-tiba saja, ia mencium pipiku. “Pose kaya gini yuk.” Lagi-lagi pikiranku kemana-mana. Tapi aku hanya menjawab, “oke sayang.” dengan muka yang memerah dan memanas, sungguh memalukan.

Setelah selesai foto narsis, ternyata hari sudah mulai gelap. Ditambah lagi langit menggelap seperti mau hujan. “Sayang, kayaknya mau hujan.” Aku mendongak ke langit-langit.

“Iya, jangan sampai kamu kehujanan.” Suaranya yang manis masih membiusku.

“Kita.” Jawabku. “Terutama kamu sih,” Soalnya kalau kehujanan, baju kamu yang sekarang bisa menunjukkan hal-hal yang harusnya tidak dilihat sama orang lain. Pikirku tidak rela.

“Ahh iya, kita.”

Ketika di motor, banyak hal yang aku ceritakan, dan ia selalu menanggapiku. Obrolan yang tidak pernah ada habisnya. Ia memeluk pinggangku erat, yang membuatku ingin cepat sampai dan beristirahat dengan wangi tubuhnya di sisiku.

Naas sekali, ketika kami tiba di sebuah persimpangan jalan, hampir saja aku menabrak seorang kakek tua. Ia kaget dan terjatuh, padahal motorku tidak menyentuhnya sama sekali! Gadis manis di belakangku berteriak “Kamu hati-hati ah bawanya!” Aku sedikit panik, menepikan motorku, dan membantu kakek tua yang kaget itu berdiri lagi. Jalanan lumayan sepi.

“Maaf pak, saya gak sengaja..” ujarku tulus. Ketika Si kakek duduk di pinggiran jalan, ia memperhatikan wanitaku, dari ujung ke ujung. Aku sedikit tidak rela, “Maaf pak ada apa lihat-lihatin pacar saya?”

“Oh dia pacar kamu?” tanya kakek itu seperti meyakinkan diri.

Tentu saja, jawabku dalam hati. “Saya lihat bapak gak apa-apa, kalau begitu kami lanjut jalan lagi, ya.” kataku tegas. Aku punya feeling jelek, nih…

“Pak kalau ada yang sakit bilang aja yah..” pacarku terlihat khawatir, ia menundukkan kepalanya kepada kakek tua itu, rambutnya tergerai dan memperlihatkan lehernya yang putih. Dia menahan tanganku pergi. Tatapan matanya galak kepadaku. Aku mesti bilang apa? Kakek tua itu kan tidak tersentuh motorku. Jangan-jangan si kakek cuma mau uang. Ahh sial, apes deh kalau betul begitu. Aku melipat tanganku di dada.

Pacarku dan kakek itu sedikit bercakap-cakap, sementara aku sudah kembali menaiki motor dan bersiap untuk pergi. “Ayo, sayang. Kamu ngapain sih?” Aku tidak sabar lagi.

Kami melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda karena hal tidak diinginkan. “Kamu ngomong apa sama kakek itu?” aku bertanya.

“Gak ada yang penting kok, cuma nanyain rumah dia di mana, katanya sih dekat sini. Kalau dia kenapa-kenapa kan kamu harus tanggung jawab! Yaudah gitu aja sih. Masa kamu cemburu?”

“Ah aku gak kalah sama kakek-kakek!” ujarku yakin.

Sepertinya belum ada sepuluh menit kami melanjutkan perjalanan, ada lagi saja penghalangnya. Kulihat 300 meter di depan, ada razia polisi! Ya ampun, apalagi ini. Aku ingat SIM ku sudah mati dan sedikit panik. “Sayang, ada razia tuh di depan.”

“Iya, kenapa?”

“Pinjam SIM kamu.”

“Hah? kan beda banget ih, masa pinjem. SIM kamu kemana coba, masa bawa aku jalan-jalan gak ada SIM?”.

“Aku punya, tapi udah mati. hehehe.. Gak apa-apa sih, nanti kalau diminta surat-surat, kamu kasih ya ke polisi itu.” kataku santai, meski jantungku berdebar.

Benar saja salah seorang polisi berperut buncit memberhentikan motor ku. Dia minta surat-surat. Pacarku langsung memberikan SIM-nya dan STNK motor. polisi itu tampak memperhatikan SIM yang diberikan, dia sedikit berkerut memperhatikan info yang tertulis. Memang daritadi kaca helm kami turun, agar muka kami tidak terlihat jelas di balik helm.

“Mau ke mana kalian?” tanya polisi itu.

“Ke rumah pak. Dekat sini.” jawabku singkat.

“Ohh benar, cewek ya, kirain cowok. Yaudah jalan sana!” sahut polisi itu cepat dan melepaskan kami.

Di jalan, aku tertawa. “Kita jodoh kali yang?”

“Iya, fotonya sama, masa. Untung rambut kamu panjang.” pacarku ketawa. Benar-benar menggelikan, jelas-jelas sangat berbeda, tapi polisi itu melepaskan kami. Patut dicoba di siang hari, nih. Mungkin saja karena sudah gelap, jadi dia lengah.

Aku berharap kami segera sampai ke rumah. Sudah dua kali perjalanan kami terhenti. Sudah tidak sabar… Pikiran ku kembali melayang membayangkan nafas hangat wanitaku di sebelahku.

“Sayang yang sabar ya?” kata pacarku tiba-tiba.

“Sabar banget, demi kamu. Dikit lagi juga sampai kok.” aku menyahut langsung. Ternyata dia paham juga.

Tiba-tiba saja laju motor menjadi tidak stabil. Ahh!! Apalagi deh!! pikirku kesal.

Aku menepikan motorku. Melihat masalah yang membuatku sangat kesal, dan menampilkan wajah yang masam. “Yang, ban motor bocor.”

Pacarku ikutan melihat ban motor yang sudah kempes dan tampaknya perlu tenaga yang cukup banyak hingga menemukan tukang tambal ban. “Yahh.. Ayang, masih sabar kan?” Pacarku memandangku sambil mengulum bibirnya. Tiba-tiba saja aku jadi semangat lagi.

“Gak apa-apa sayang, aku dorong aja motornya, sampai dapat tukang tambal ban.”

Pacarku mengangguk, mengikutiku, sesekali membantu mendorong motor. “Ayang, siksaannya berat, ya?” dia berkata prihatin.

“Berat banget sayang.. Gak tau apalagi deh habis ini.” aku ngedumel kesal, tapi juga gemas sama wanita berambut panjang di sebelahku. Ingin rasanya kupeluk dia, tapi badanku langsung berkeringat lelah mendorong motor sial ini.

Ternyata perkiraanku salah, sudah hampir 1 kilometer aku dorong motor, belum ada tanda-tanda tambal ban! Betapa sialnya. Lalu aku seperti melihat ban digantung di kejauhan, “Yang, kayanya gak jauh deh paling 250 meteran, itu kamu lihat kan? di sana tuh.” aku menunjuk ban yang bergantungan seperti tanda tambal ban.

“Ayang semangat nanti aku kasih hadiah deh.” Entah dia menyemangatiku, atau menggodaku. Bateraiku jadi 100% lagi. haha!

Setengah jam sudah kami habiskan waktu di tukang tambal ban. Benar-benar sudah gelap sekarang, dan gerimis akhirnya datang juga. Motor ku selesai ditambal. Kami lanjutkan perjalanan yang penuh siksaan ini, sambil berdoa dalam hati, jangan sampai ada lagi yang menghalangi.

Kami pun sampai di rumah tepat sebelum hujan bertambah deras. Pacarku kedinginan karena rembesan air gerimis yang sempat menerpa beberapa saat. “Sayang, kamu cepat bilas badan kamu.” aku menyuruhnya.

“Iya deh, basah gini.” pacarku langsung masuk ke kamar mandi. Sementara aku mengganti seluruh bajuku.

Ahh! Hari yang melelahkan, pikirku sambil rebahan di kasur yang nyaman. Entah bagaimana aku sepertinya tertidur saking capeknya mendorong motor lebih dari 1 kilometer.

Tak lama setelah aku memejamkan mataku, aku mencium wangi shampo dan sabun di ujung hidungku dan tetesan air mengenai wajahku. Aku membuka mataku, melihat wajah yang sangat indah dengan rambut tergerai yang masih basah di atasku, pacarku duduk disebelahku dengan hanya berlilit handuk. Ia lalu berkata, “Sayang.. Aku belum kasih kamu hadiah.”

Aku sedikit terkejut, kemudian tersenyum bodoh, bibirnya yang lembut menyentuh bibirku, dingin, dan basah.

Cobaan berat harus menunggu momen ini sepanjang hari dengan berbagai kesialan!! pikirku mulai melucuti handuknya dan mendekapnya dalam pelukanku..

 

 

 

 

Mantanku Mati!


Sudah sekian lama, tidak pernah menulis dan menumpahkan segala hal gaje, begitu nulis judulnya bikin seram. Iya kan? Iya, dongg.. Ini betulan lho ceritanya si mantan itu mati, meninggal, wafat, atau mampus.. Gak dibikin-bikin, sumpeehh…

Mantan ku yang ini pernah juga aku tulis di blog ini. Tapi kalian tidak akan tau siapa. hahaha, Busett orang mati dibikin becandaan . Gak sih, gak bercanda, cuma yaa gitu deh..

 

Jadi…

Ceritanya gini. Ada teman ku yang tiba-tiba hubungi aku, lalu dia bilang, “Lu tau si ono kan? Kalau ga salah lu dulu pernah sama dia deh”

“Tau, lah.. Kenapa sama si ono?” aku bertanya balik.

“Dia meninggal.” jawab temanku langsung.

“Hah?? Sumpe loo..” dalam hatiku agak shock juga, kok bisa??

“Iya, mungkin sakit jantung..” jawab temanku.

Cerita ini sudah lama, tapi baru terpikir untuk ditulis di sini. Yah,, namanya juga baru sempat, sekalian mengucapkan salam perpisahan..

Sekilas teringat saat aku bersama dia. Tidak indah, tidak juga menyebalkan. namanya juga mantan.

Wahai mantan yang sekarang sudah berpamitan dengan dunia fana, semoga kamu tenang di sana ya. Kamu meninggalkan seorang putri yang cantik. Semoga seluruh upaya dan daya mu selama di dunia ini bisa menjadikan bekal untuk mu di dunia mu saat ini.

Good bye!

 

 

Kalian


Aku tahu bagaimana jika kamu marah padaku. Aku juga hapal betul bagaimana kamu jika bahagia bersama ku.

Bisakah aku bertemu dengan sisi mu yang menyenangkan itu setiap hari? Ah.. Mulut dan bibir ini selalu saja mengeluarkan kata-kata yang tidak seharusnya ku keluarkan.

Kalian adalah yang terutama bagiku.

Kalian hartaku.

Kalian yang kusayang.

Percaya pada ku.

Aku tidak bisa berkata banyak dan beralasan apa pun. Toh yang ku punya sudah kuberikan semua untuk kalian.

Kamu bilang, “Teruslah sabar dan sayang sama kami, jangan pernah bosan, jenuh dan lelah. Jadilah pelangi dalam hidup kami setiap hari.”

Maka ku jawab, “Aku pelangimu, dan kamu matahariku.”

Aku hanya ingin kita terus saling mencintai, memaafkan, membutuhkan. Aku merindukanmu setiap hari, M.

Senyum mu adalah obat dari segala kegundahanku

 

 

My Love


16 bulan kita bersama. Kamu, seseorang yang sangat berarti dihidupku, pusat segala kebahagiaan dan kesedihanku.

Aku sayang teramat sayang sama kamu. Baik buruknya kamu, tawa dan tangis kamu, semua ku cinta. Tak ada alasanku berpaling apalagi pergi dari kamu. Tak tau kenapa aku bisa cinta sama kamu, yang kutau ketika aku menatap muka kamu saja, aku bahagia. Mungkin ini yang dinamakan cinta sepenuh hati. Karena, jujur, aku belum pernah secinta ini dan setergila-gila ini dengan orang lain.

Aku memang cinta sama kamu, rela berbuat apa pun demi kamu. Tapi aku juga butuh cinta dari kamu. Kamu yang bisa mencintaiku selayaknya aku cinta sama kamu. Entah kenapa aku belum merasakan itu dari kamu.

Aku hanya manusia biasa sayang, aku sering melakukan kesalahan. Tapi tidak seharusnya kamu begitu marah padaku. Terkadang aku bertanya-tanya apa pernah kamu cinta sama aku seperti cintaku padamu? Dulu sekali ketika kita baru berada di titik awal dalam hubungan ini, kamu bilang sayang sama aku. Malahan kamu yang ragu sama aku. Hari demi hari aku buktikan pada kamu kalau aku benar-benar cinta kamu. Dan masih saja kamu ragu. Tapi itu pun aku belum pernah mendengar kalau kamu sayang apa pun kondisi aku dan bagaimana pun aku.

Apakah kamu pernah cinta padaku, dengan menerima segala kekurangan dan kelebihanku, sayang?

Apakah kamu mau menghabiskan hidup kamu menjadi pasangan aku, seperti aku yang selalu bermimpi hidup bersama kamu?

Apakah kamu ingin menjalani susah dan senang bersama denganku?

Ahh.. Dalam hatiku, aku tau kamu akan menjawab TIDAK pada semua pertanyaan yang selama ini tidak pernah berani kutanyakan langsung sama kamu. Aku selalu takut akan kenyataan kalau kamu sudah tidak menyayangiku. Apalagi belum lama ini kamu bawa nama Tuhan untuk bilang itu.

Betapa sedihnya hati ku membaca tulisan-tulisan di Whats App kamu. Betapa hancurnya aku, merasa tidak berharga dan tidak dicintai sama satu-satunya orang yang menjadi semangat hidup aku.

Sungguh aku tidak pernah bisa memahami perasaan kamu terhadap ku. Aku cuma tau rasa sayang ini semakin kuat dan bertambah setiap harinya sama kamu. Tapi mungkin saja berkurang setiap harinya dari sisi kamu. Aku tidak tau, aku juga takut untuk bertanya sama kamu.

Ketika kamu meragukan aku, aku tak pernah lelah berusaha membuatmu mencintai aku. Membuatmu tersenyum, bahkan tertawa. Ingin sekali rasanya membawamu pergi jauh dari segala hiruk pikuknya hidup di sini yang kian rumit. Sungguh sangat ingin.

Aku benci melihatmu menangis. Tapi aku juga tidak berdaya, karena kamu tidak memberiku kesempatan untuk benar-benar menjadi satu-satunya tumpuanmu. Aku hanya bisa melihat mu, mendengarkan mu, menyemangatimu, mencintaimu. Tapi kamu tidak pernah mengizinkan ku untuk sepenuhnya sama kamu.

Aku sabar menanti kamu. menanti saat kamu percaya kepada ku, yang hanya seorang w****a. Aku punya cinta yang luas hanya untuk kamu, andai kamu bisa memahami perasaanku.

Aku berharap kamu bisa melihatku dari sisi yang lain. Dari sisiku sayang. Lihatlah aku, dari sisi yang belum pernah kamu lihat.

I love you, M.

Alasan Mencintaimu


Apa ya?

Tidak ada.

Cinta itu datang begitu saja, tanpa dikira-kira tanpa diduga.

Aku tau aku cinta sama kamu, karena pertama bangun tidur yang kucari-cari adalah hp dan chat dari kamu. Seperti obat saja, langsung segar, nyawa terkumpul.

Aku tau aku cinta sama kamu, karena hanya dengar suara kamu saja aku bisa cengar-cengir sendiri seperti orang sinting.

Aku tau aku cinta sama kamu, karena melihat wajahmu membuatku merasa menjadi orang terbahagia di dunia.

Aku tau aku cinta sama kamu, karena mendengar nafasmu di telpon saja aku bisa tenang.

Aku tau aku cinta sama kamu, karena tawamu mengindahkan duniaku saat aku merasa aku sedang sangat terpuruk pada keadaanku.

Aku tau aku cinta sama kamu, karena aku memiliki impian masa depanku bersama kamu.

Aku tau aku cinta sama kamu, karena setiap detiknya aku mengkhawatirkan kamu.

Kamu, cinta ku.

Cara menginstall .NET Framework 3.5 secara offline pada Windows 8


Pernahkah Anda mendapat pemberitahuan dari Windows untuk menginstal .NET Framework 3.5 untuk menjalankan aplikasi windows? Nah, saya akan membagikan pengalaman tentang Cara Install .NET Framework 3.5 secara offline pada Windows 8. Sebenarnya Instalasi .NET Framework 3.5 ini bisa saja dilakukan secara online, bahkan lebih mudah dan mungkin jauh dari gangguan masalah. Tapi ini tergantung kecepatan jaringan dan stabilitas koneksi internet Anda. Perlu diketahui juga .NET Framework ini telah disertakan saat instalasi windows 8, namun sistem belum mengaktifkannya. Jadi tugas kitalah untuk mengaktifkannya secara manual. Caranya tidak sulit.

Untuk Install .NET Framework 3.5 pada Windows 8 dalam keadaan offline caranya adalah sebagai berikut. Namun terlebih dahulu hal yang perlu dan sangat diperhatikan adalah jika anda sudah mengganti Bahasa/Language ke bahasa persatuan atau bahasa kesukaan anda (misalnya bahasa Indonesia), silahkan dikembalikan dalam bahasa/language Inggris (default). Jangan pakai bahasa mana pun selain Bahasa Inggris sebagai default, karena itu sangat berpengaruh terhadap proses instalasi .NET Framework 3.5 secara offline nanti.

Berikut langkah-langkahnya :

1.  Masukkan kembali DVD Windows 8 yang anda gunakan dalam instalasi OS Windows 8.

Image

2. buka Command Prompt/CMD (Run as administrator). Caranya, geser pointer ke pojok kiri sebelah bawah dan Klik Kanan disitu, pilih Command Prompt (Admin)

Image3.Setelah Command Prompt (Admin) diklik akan muncul tampilan seperti ini.
Image4. ketikan perintah berikut:

DISM.exe /Online /enable-feature /featurename:NetFX3 /Source:F:\sources\sxs /LimitAccess
Perhatikan  yang diberi warna berbeda pada perintah di atas, harus disesuaikan dengan lokasi DVD Windows 8 yang ada pada laptop atau komputer anda. Setelah disesuaikan, maka tekan tombol enter. Tunggu beberapa saat (sampai 100%), akan terdengar suara pada DVD Anda yang sedang bekerja, itu adalah bagian dari proses instalasi.

Gambar di bawah ini adalah gambar sesudah instalasi selesai (100%)

Image

Perasaan dari hati yang terdalam


Jujur aja : sakit cenat-cenut, nyesek teramat sangat sampai napas juga susah, cemburu luar binasa.

kalau udah kayak gitu biasanya gw cuma diam dan berharap hujan yang turun akan berhenti dengan sendirinya. Berharap ada seseorang yang mampu peluk gw, menangkan gw dan bilang : “Tenang aja Vin, semuanya bakal baik-baik aja.”

Tapi sekarang, sekalipun ada orang yang bilang kayak gitu sama gw, rasanya gak ngaruh. Karena gw yakin memang gak akan baik-baik saja. Semua sudah gak baik, maka mau di baik-baikin seperti apa pun ya tetap gak baik. Buburnya udah tumpah, udah basi.

Gw jarang cemburu karena alasan sepele. Gw hanya cemburu pada orang yang tepat. Dan saat gw cemburu gw hanya diam, malas dan gengsi juga mengakuinya di depan orang itu, karena memang seharusnya dia sudah ngeh lah kalau gw mulai jutek artinya gw cemburu. Cuma nih, dia gak pernah sadar kalau gw udah cemburu. Dan gw juga gak pernah kasih tau kapan gw cemburu. Karena menurut gw, dia kenal gw sudah lama sekali dan harusnya tau batas-batas di mana gw bisa menoleransi, dan di mana gw gak bisa bertoleransi.

Gw orang yang sabar kok, iya sabar. Gw jarang marah. Tapi jangan tes kesabaran gw terus menerus, karena gw bisa meledak seperti bom atom. Kalau sudah meledak, gak akan ada kata-kata yang bisa membuatnya padam selain pelukan dan kehangatan seseorang. Saat bom di balas dengan bom, kata-kata gw jadi setajam silet, betul-betul lepas kontrol. Terkadang gw nyesal juga bisa lepas kontrol, tapi mau gimana? Itulah perasaan gw yang sesungguhnya. Itulah saat gw merasa harus melepaskan semua yang selalu gw pendam dalam hati.

Ketika kamu tidak mengerti dan memahami semua bom yang kukeluarkan, maka kekecewaan gw semakin hebat. Makanya jadi merasa sesak napas, kayak tenggelam dalam air laut yang dingin dan asin, sendirian. Dan akhirnya gw putuskan untuk meninggalkan semua masalah tersebut dan segala ketidak jelasan tsb.

Yang gw butuh cuma supaya kamu ngerti sama permintaan gw, dan gw akan mengerti sama kamu. Mengertilah kalau gw cuma pengen denger suara kamu, pengen kamu telepon. Telepon lah kalau kita ada masalah. Masalah itu gak akan kelar hanya dengan text. Gak pengen yang lebih dari itu kok, gw gak nuntut untuk ketemu kamu. Pertanyaannya : Kenapa gw selalu kecewa karena hanya bisa mendengar bisikan kamu? Karena gw gak dengar! Buat apa habis-habiskan pulsa hanya utk mendengar yg tidak bisa di dengar?

Menurut gw, kamu bisa keluar rumah sebentar untuk telpon aku dengan bebas. Atau carilah waktu ketika kamu senggang di waktu-waktu sekolah kamu. Sesulit itu kah?

Again, gw hanya memendam itu selama berbulan-bulan belakangan. Gw rasa gw sudah cukup sabar. Dan gw menyerah. Menyerah karena sudah tidak bisa lagi bicara dgn baik-baik sama kamu. Lagipula kamu sudah lupa sama gw.

Ah ya, satu hal lagi sih yang bikin gw makin menyerah. Satu hari gw bilang break, lu punya yang lain. So fast banget ya? Dan sekarang kamu nuduh-nuduh gw macem-macem, padahal kamu yang macem-macem dan main api di belakang ku. Eh bukan di belakang sih, di depan ku. Gw bukan orang tolol lho, sekalipun gw jutek dan cuek, tapi gw selalu memperhatikan kamu. Selalu khawatir dan bertanya-tanya, kamu sudah makan? Sedang apa kamu sekarang? Lagi sama siapa? Apa kamu baik-baik aja?Dan hanya TL kamu itu tempat mencari jawaban. Tapi kalau merhatiin TL kamu cuma rasa kecewa yg gw dapat. Hingga akhirnya gw menghibur diri sendiri dengan tweet gw ttg mantan.

Banyak pertanyaan di benak gw saat itu, ada apa? siapa? kenapa? Tapi gw hanya diam.

Dan sekarang gw bakal diam lagi. Kali ini untuk selamanya.

5 agustus 2011


Hmm.

Entah knapa belakangan ini nampaknya mood ku selalu anjlok, dan km yang tiap hari kena marah. Padahal bkn km yg slah, bkn km yg mencari gara2, tp km yg tiap hari menanggung sakit,,karena aku slalu marah padamu.
Km selalu sabar, tulus sayang aku, dan memberikan semua cintamu padaku, tp rasanya emosi dan moodku ga pernah bagus. Tiap hari berasa ingin meledak saja.

Hmm..
Mungkin aku hanya jenuh pada hari2 ku.. Atau km yang membuatku jenuh?

Mungkin aku yang egois, gk mau ngalah.. Atau km yg egois?

Mungkin aku yg tidak mampu menyakitimu.. Atau km yg menyakitiku?

Mungkin aku sedang bosan.. Ataukah km yg membuatku bosan? Bosan gak sih km denganku?

Mungkin aku yg manja sama km… Apa km yg manja padaku?

Mungkin ada yg lain? Apa km tertarik lg dgn yg lain? Atau aku yg begitu?

Atau sebenarnya aku hanya tidak tahan lagi ingin bertemu dgn km?

Entah..
Masih banyak kemungkinan lain, yg aku gk tahu pasti. Semua berpusar tak menentu seperti angin ribut di otak ku.

aku ingin sendiri selama beberapa hari, bukan untuk meninggalkan km. Bukan untuk macam2. Hanya supaya aku gk menyakiti km dgn emosiku. Smoga km ngerti.

Blog di WordPress.com.

Atas ↑